Diberdayakan oleh Blogger.
Foto saya
baca dan nikmati perjalanan kali ini.

Followers

Recent Posts

Download

Blogger Tricks

Blogger Themes

RSS

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

pernahkah?

manusia selalu menuntut kebahagiaan pada dunia, pernahkah manusia memberi kebahagiaan pada dunia?

- dua ribu delapan

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

i called it: my room!

ruangan itu gak begitu luas, gak simetris dan berantakan.

buku-buku bertebaran dalam posisi terbuka, tergeletak diatas satu-satunya tempat tidur di ruangan itu. mulai dari buku-buku kuliah, buku agenda, novel, sampai proposal untuk BEM. baju-baju yang lunglai diatas tempat tidur, berjuntai hingga menyentuh lantai. ada baju kotor bekas mandi, jaket yang udah dipake sejak tiga hari yang lalu, rok, clana, dan kerudung. juga tas ransel hitam, softcase laptop, dompet dan kresek item gede bekas wadah laundry. tempat tidur disisi kiri ruangan itu, yang cuma muat untuk satu orang, terlihat penuh sesak. ditambah dengan sprei yang kusut masai, dan bantal guling yang malang melintang.

sebuah laptop, tergeletak diatas karpet yang terhampar di sebelah tempat tidur. gelas bekas minum kopi, lengkap dengan sendok ada di ujung kiri laptop. bertetangga sebelah dengan bloknote yang terbuka, dan handphone yang talinya berjuntai kemana-mana. flashdisk, uang koin seratus rupiah, dan karet gelang yang sendirian. jack johnson mengalun di ruangan itu. mengalahkan suara detak jam dinding. tengok ke kiri, terlihatlah pemandangan kardus-kardus yang berjejal di bawah tempat tidur.

printer yang baru dipakai, dengan tinta yang terburai isinya setengah jam yang lalu, duduk manis diatas meja. ia menempati meja bersama dengan satu rak berisi piring, gelas, sendok, garpu, makanan ringan, minuman sachet, dan botol. tak ada mangkuk, sebab tak punya. lalu berserakan pula setrikaan, dua bungkus kopi, bekas diseduh pagi ini, coklat yang tinggal setengah batang, serta dua onggok toples kosong. dibawahnya nangkring kardus printer, ditindih helm hitam diatasnya. lalu karpet lipat, yang dijejalkan di samping kanan meja, meja lipat, dan keranjang baju kotor yang -untungnya- baru terisi sedikit.

galon terletak di dekat satu-satunya pintu di ruangan itu. toples isi wafel, yang entah kenapa, nggeletak dilantai. bersebelahan dengan handuk biru yang udah turun kasta jadi kesed. kabel laptop yang menghubungkan laptop dengan saluran listrik. lalu, sisi belakang pintu yang penuh dengan gantungan baju.

memang berantakan, tapi lihatlah betapa ruangan ini begitu 'hidup'. ada bau manusia didalamnya. ada jejak-jejak tawa semalam, tercium bau percakapan tadi pagi sewaktu sarapan. ruangan ini terlalu sempit untuk menampung empat orang manusia.

kali ini, aku senang, menyaksikan ruangan ini -kamarku- yang berantakan. sebab ada 'kehidupan' didalamnya.

empat belas, sepuluh, sembilan
- make me alive

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

sang penjaga

ia duduk sendirian diruang tengah, berjaga-jaga. ditemani hamburan iklan-iklan dan sinetron di televisi. ini malam kedua ia berjaga-jaga. dua malam sebelumnya, ia kecolongan. berturut-turut.
ia memang tinggal sendirian di rumah itu. namun hanya seminggu. rumahnya yang sebenarnya, ada di sebelah. kebetulan, dari tiga malam yang lalu, ia dimintai tolong oleh yang empunya rumah, untuk menjaga rumah besar ini. maka disinilah ia, duduk di depan tivi, sebagai sang penjaga rumah. tugasnya sebagai penjaga rumah lah, yang membuat ia rela menunggu hingga larut, hingga pagi barangkali. untuk menemukan si kampret itu -ia menyebut seseorang yang membuat ia kecolongan dua malam berturut-turut dengan sebutan kampret, atau kelelawar, hewan yang hidup di malam hari dan tidur di siang hari. dan tentu saja menyebalkan-.

ditangannya tergenggam sebatang kayu panjang yang ia ambil dari gudang belakang. sebenarnya, ia tidak yakin, apakah kayu panjang itu akan mempan untuk menghadapi si kampret itu. ia sendiri pun tidak yakin akan memukul si kampret dengan kayu itu. tapi yang pasti, ia akan memukul dengan berondongan pertanyaan. malam pertama ia tidur di rumah besar ini, ia bisa melewatkan malam dengan tenang. tapi tidak dengan malam-malam berikutnya. ia selalu kehilangan. malam kedua ia menginap disitu, ia kehilangan sepotong kue di kulkas besar. malam ketiganya, ia kehilangan sekotak eskrim. ia benci sekali! jelas dong, kue dan eskrim itu favoritnya. teman baiknya. sahabatnya. dirinya sendiri. kue itu ia beli dari seorang tua yang berjualan keliling, dan kebetulan melewati depan rumahnya. lalu, sekotak eskrim itu. itu eskrim limited edition yang ia dapat setelah menunggu selama lima hari. selain rasanya yang sangat spesial, eskrim itu mampu menemaninya malam-malam sendirian. karena, sejujurnya, ia sangat takut pada malam.

ia jengah, duduknya bergeser-geser. bergonta-ganti posisi. sial! mana si kampret itu? pekiknya dalam hati. awas kau! ia sungguh-sungguh marah. baru kali ini ia kehilangan barang-barang berharganya. masih untung, se-pak kopi yang ia bawa dari rumah tak diambil juga. itulah! ia takut kalau hartanya yang terakhir itu akan diambil pula. ah, kopi itu. kopi itu mampu menenangkannya, membuat ia merasa berharga sebagai seorang manusia. tak lama ia melamun. ia kembali ingat misinya malam ini: menyelamatkan kopi miliknya.

aha! ia mendengar suara-suara yang ia sendiri tak yakin, suara apakah itu. ia merasakan aura yang kini berubah. tiba-tiba ia gemetar. ia menyadari sesuatu. terdiam, dan terduduk.

kejadiannya cepat sekali, dan ia tak mampu mencegahnya. yang lenyap kini, tak hanya se-pak kopi miliknya. tapi seluruh isi kulkasnya. ia bahkan tak punya persediaan untuk makan pagi besok. tapi bukan itu yang jadi fokus pikirannya kini, yang membuat ia duduk termenung di depan tivi yang sudah mati. disampingnya kini tergeletak lima kotak eskrim, lima dus kue, dan lima pak kopi. kesemuanya dengan kualitas dan harga yang jauh lebih mahal.

ah, ya. ia tidak tau harus bahagia atau sedih. sedih, karena misinya tidak tertunaikan. bahkan kayu panjangnya kini tergeletak di sebelah kaki kirinya, lunglai. berondongan pertanyaannya juga masih tersimpan di otaknya. atau bahagia, karena sebenarnya, dari seluruh isi kulkas tadi, tidak ada yang ia sukai. dan si kampret tadi -ah, masihkah harus aku panggil dia, dengan sebutan itu?- menggantinya dengan lima belas kotak makanan kesukaannya. cukup untuk membuat ia merasa bahagia selama sebulan.

karena bingung, ia mulai memakan salah satu dari ketiga makanan yang ada didepannya. enak, batinnya. aku belum pernah merasakan eskrim yang seenak ini.
ia lalu memutuskan tidak peduli lagi pada si kampret itu. apakah dia maling atau malaikat. apakah dia hitam atau putih. aku tak perlu tau, batinnya. ia hanya terus mengingat si kampret yang tersenyum manis sekali padanya: almarhum ibunya. dan kalimat yang tertulis di atas kotak yang ia terima: kau tidak pernah benar-benar kehilangan sesuatu, bukan?

"barangkali tadi seharusnya aku membawa puisi, bukannya kayu panjang" gumamnya diantara lelehan eskrim yang memenuhi rongga mulutnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

belajar memilih

menjadi seperti apa, diri kita nanti,
ditentukan oleh pilihan-pilihan yang kita ambil, kini.

maka, mulailah memilih,
belajar memilih,
ketika ada banyak pilihan, atau bahkan ketika tidak ada pilihan sama sekali.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

untuk yang satu ini

berkeliling dunia.

yap. satu-satunya hal yang benar-benar aku inginkan.
menjelajahi berbagai belahan dunia. menikmati hidup. melihat kebesaran-Nya. mengagumi Dia dari ciptaan-ciptaan-Nya.

aku tidak tau bagaimana nanti mimpiku akan mewujud.
aku hanya yakin.
aku bisa berkeliling dunia.
soal cara, Ia Ahlinya.

bukankah Kau, sendiri yang berfirman:
"mintalah, maka akan Kuperkenankan"

maka aku minta,
dengan segala syukurku padaMu,
cintaku padaMu,
rinduku padaMu,
wujudkanlah mimpi-mimpiku, Ya Tuhan
agar semakin membawa ku dekat padaMu.

5 oktober 2009

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

terbukti, bukan?

terbukti kan,

tak bisa kita tidak menyertakan Tuhan dalam rencana-rencana kita.

bahkan dalam janji yang sudah kau ucapkan dengan penuh keyakinan itu, lalu tak bisa kau penuhi.

tak bisa kau tak mengajak-Nya dalam semua janji-janjimu itu.

terbukti sudah kini, kan?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

mulai sekarang.

terimakasih untuk mereka.

manusia-manusia yang konsisten dengan apa yang mereka kerjakan: para penulis itu.

dulu, aku sangat suka menulis.
jauuh sebelum aku punya laptop, atau bahkan punya cukup uang untuk pergi ke rentalan.
aku menulis, dengan pena diatas kertas.
bagiku sangat mengasyikkan.
ide-ide berhamburan, sampai tanganku rasanya capek sekali.

tapi lambat laun, aku mulai malas.
malas menulis.

sampai kemudian, aku menemukan blog-blog di dunia maya.
darahku meluap!
aku merasakan benci!

benci karena aku merasa sebenarnya aku bisa seperti mereka, tapi tidak aku lakukan.
benci karena, aku juga punya banyak ide seperti mereka.

sampai hari ini, sudah beberapa tulisan yang aku buat, tapi sepertinya belum layak aku publish.
yah, aku mesti membiasakan diri lagi untuk menulis.

apalagi, untuk mendokumentasikan perjalanan-perjalanan yang bakal aku lakukan, nanti.
cerita-ceritaku di berbagai belahan dunia, nanti.

mulailah menulis, hann.
apapun itu.

5 oktober 2009

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS