Diberdayakan oleh Blogger.
Foto saya
baca dan nikmati perjalanan kali ini.

Followers

Recent Posts

Download

Blogger Tricks

Blogger Themes

RSS

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

sang penjaga

ia duduk sendirian diruang tengah, berjaga-jaga. ditemani hamburan iklan-iklan dan sinetron di televisi. ini malam kedua ia berjaga-jaga. dua malam sebelumnya, ia kecolongan. berturut-turut.
ia memang tinggal sendirian di rumah itu. namun hanya seminggu. rumahnya yang sebenarnya, ada di sebelah. kebetulan, dari tiga malam yang lalu, ia dimintai tolong oleh yang empunya rumah, untuk menjaga rumah besar ini. maka disinilah ia, duduk di depan tivi, sebagai sang penjaga rumah. tugasnya sebagai penjaga rumah lah, yang membuat ia rela menunggu hingga larut, hingga pagi barangkali. untuk menemukan si kampret itu -ia menyebut seseorang yang membuat ia kecolongan dua malam berturut-turut dengan sebutan kampret, atau kelelawar, hewan yang hidup di malam hari dan tidur di siang hari. dan tentu saja menyebalkan-.

ditangannya tergenggam sebatang kayu panjang yang ia ambil dari gudang belakang. sebenarnya, ia tidak yakin, apakah kayu panjang itu akan mempan untuk menghadapi si kampret itu. ia sendiri pun tidak yakin akan memukul si kampret dengan kayu itu. tapi yang pasti, ia akan memukul dengan berondongan pertanyaan. malam pertama ia tidur di rumah besar ini, ia bisa melewatkan malam dengan tenang. tapi tidak dengan malam-malam berikutnya. ia selalu kehilangan. malam kedua ia menginap disitu, ia kehilangan sepotong kue di kulkas besar. malam ketiganya, ia kehilangan sekotak eskrim. ia benci sekali! jelas dong, kue dan eskrim itu favoritnya. teman baiknya. sahabatnya. dirinya sendiri. kue itu ia beli dari seorang tua yang berjualan keliling, dan kebetulan melewati depan rumahnya. lalu, sekotak eskrim itu. itu eskrim limited edition yang ia dapat setelah menunggu selama lima hari. selain rasanya yang sangat spesial, eskrim itu mampu menemaninya malam-malam sendirian. karena, sejujurnya, ia sangat takut pada malam.

ia jengah, duduknya bergeser-geser. bergonta-ganti posisi. sial! mana si kampret itu? pekiknya dalam hati. awas kau! ia sungguh-sungguh marah. baru kali ini ia kehilangan barang-barang berharganya. masih untung, se-pak kopi yang ia bawa dari rumah tak diambil juga. itulah! ia takut kalau hartanya yang terakhir itu akan diambil pula. ah, kopi itu. kopi itu mampu menenangkannya, membuat ia merasa berharga sebagai seorang manusia. tak lama ia melamun. ia kembali ingat misinya malam ini: menyelamatkan kopi miliknya.

aha! ia mendengar suara-suara yang ia sendiri tak yakin, suara apakah itu. ia merasakan aura yang kini berubah. tiba-tiba ia gemetar. ia menyadari sesuatu. terdiam, dan terduduk.

kejadiannya cepat sekali, dan ia tak mampu mencegahnya. yang lenyap kini, tak hanya se-pak kopi miliknya. tapi seluruh isi kulkasnya. ia bahkan tak punya persediaan untuk makan pagi besok. tapi bukan itu yang jadi fokus pikirannya kini, yang membuat ia duduk termenung di depan tivi yang sudah mati. disampingnya kini tergeletak lima kotak eskrim, lima dus kue, dan lima pak kopi. kesemuanya dengan kualitas dan harga yang jauh lebih mahal.

ah, ya. ia tidak tau harus bahagia atau sedih. sedih, karena misinya tidak tertunaikan. bahkan kayu panjangnya kini tergeletak di sebelah kaki kirinya, lunglai. berondongan pertanyaannya juga masih tersimpan di otaknya. atau bahagia, karena sebenarnya, dari seluruh isi kulkas tadi, tidak ada yang ia sukai. dan si kampret tadi -ah, masihkah harus aku panggil dia, dengan sebutan itu?- menggantinya dengan lima belas kotak makanan kesukaannya. cukup untuk membuat ia merasa bahagia selama sebulan.

karena bingung, ia mulai memakan salah satu dari ketiga makanan yang ada didepannya. enak, batinnya. aku belum pernah merasakan eskrim yang seenak ini.
ia lalu memutuskan tidak peduli lagi pada si kampret itu. apakah dia maling atau malaikat. apakah dia hitam atau putih. aku tak perlu tau, batinnya. ia hanya terus mengingat si kampret yang tersenyum manis sekali padanya: almarhum ibunya. dan kalimat yang tertulis di atas kotak yang ia terima: kau tidak pernah benar-benar kehilangan sesuatu, bukan?

"barangkali tadi seharusnya aku membawa puisi, bukannya kayu panjang" gumamnya diantara lelehan eskrim yang memenuhi rongga mulutnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

komennya yah