ketika kita berbincang, sesungguhnya aku selalu merasa enggan.
karena aku tau, ini akan menguras energiku.
selalu ketika kau mulai berkata-kata, satu titik yang menjadi area perhatianku adalah matamu.
dan ya, matamu menguras energiku.
ia melonjak ketika nadamu meninggi,
ia menerawang ketika kau mengambil jeda cukup banyak diantara kalimat-kalimat yang kau lontarkan,
ia berkaca ketika intonasimu berubah sendu,
ia memberiku banyak kalimat ketika tak ada yang bisa kau keluarkan dari pita suaramu.
meki begitu, aku sungguh benci melihatnya beranak sungai.
kita memang selalu hanya berbincang,
kurang tidak, lebih apalagi.
dan matamu yang hitam, selalu ikut bercerita.
kau bercerita tentang apa saja.
tentu saja dengan perkecualian: tentang dirimu sendiri.
ruang yang kau kunci, lalu kau telan kuncinya.
hilang sudah akses menuju kesana.
aku pernah mengusulkan pada diriku sendiri,
agar aku tak lelah, tak usah pandangi matanya saja.
ha, tapi mana bisa?
cuma sepasang mata itu yang bisa kupandangi dari dirinya.
sebagian besar tubuhnya ia sembunyikan dibalik pakaian-pakaiannya yang panjang.
tubuh yang tak pernah ia perlihatkan pada lawan jenisnya.
pun padaku,
meski kami terlahir dari jenis yang sama.
kau tau,
perempuanku -betapa ingin aku memanggilmu begitu.
sepasang bola hitam
7.10.10 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 komentar:
ini puisi cinta kan? boleh gak ku pinjam untuk merayu?
hahahaa, tepat yaa?
itu kan dari dan untuk perempuan.
bukan untuk lawan jenis.
kamu mau merayu laki-laki?
:p
aku mau merayu laki-laki.
tentunya ada beberapa kata yg bisa kamu ubah untukku :D
Posting Komentar
komennya yah