**untuk seorang yang sedang kebingungan. semoga tidak tersesat.
pfiuhh..
didepanku terpapar pepohonan berbagai macam, kurus dan gemuk berbaur. kabut mulai turun perlahan. terasa dan terlihat jelas, tapi tak tersentuh.
nafasku mulai satu-satu, jalanan semakin menanjak. aku semakin meninggalkan sekumpulan hijau, untuk kembali menuju sekelompok hijau. sial, tubuh mudaku seharusnya mampu melewati jalan ini dengan mudah. tak ada pilihan jalan lain yang memutar. aku harus beranjak dan mendaki.
saat ini entah siang entah malam entah pagi. kabut memang membuat semuanya menjadi abu-abu. tak jelas. ini hari entah keberapa. jelas aku tersesat.
kelelahan, kakiku memaksa aku menghentikan langkah.
meminum air yang kuambil kemarin lusa dari sungai kecil dan mengambil nafas.
ahhh...
padahal ada matahari,
ada kabut, bintang, bulan dan musim.
adakah aku meminta terlalu banyak?
tersesat
4.10.10 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
6 komentar:
Tuhanlah yang telah menempatkan tanda-tanda dan isyarat-isyarat itu sepanjang jalanku
the alchemist - paulo coelho
batas cukup adalah rasa sukur
hilmy:
aku masih kepayahan, terlalu bodoh untuk sekedar membaca tanda-tanda dari-Nya.
(seharusnya aku tidak memakai diksi 'sekedar' ya..)
among:
batas cukup adalah rasa syukur.
makin religius yaa..
hehe..
btw, katakata yang bagus.
:D
sedikit tambahan. penulisan yang benar adalah 'sekadar' [dg a pada kadar] bukan 'sekedar'.
sekedar dan sekadar, toh artinya tetap sama.
tapi terimakasih sudah mengingatkan.
sepertinya kamu cocok jadi dosen Bahasa Indonesia :D
Posting Komentar
komennya yah