Diberdayakan oleh Blogger.
Foto saya
baca dan nikmati perjalanan kali ini.

Followers

Recent Posts

Download

Blogger Tricks

Blogger Themes

RSS

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

a happy tea family

you know Panda, tea is a new coffe..

Membaca artikel tentang teh di sebuah majalah perjalanan edisi terbaru, membuatku tersadar betapa aku juga sebenarnya menikmati teh.
Aku mengenal minuman seduhan teh, sejak aku kecil. Ibu dan Bapakku maniak teh. Setiap pagi mereka membuat teh. Setiap petang juga membuat teh. Kalau ada tamu disuguh minuman teh, kalau Ibu pusing, selalu diobati dengan teh, kalau bepergian selalu membawa termos minum berisi teh hangat. Tea addicted. Jika Ibu suka teh dengan sedikit gula, dan teh yang berwarna pekat kental, maka Bapak suka teh dengan gula standar dan berwarna terang. Kami menyebutnya, camprang.

Kebiasaan mereka diturunkan kepada kami, anak-anaknya. Namun dari ketiganya, hanya aku yang mewarisi darah pecinta teh. Hehehe. Adikku yang pertama, tidak terlalu suka. Adikku yang kedua apalagi. Dia masih kelas satu SD, fasenya masih suka susu putih, dua kali sehari.

Witing tresna jalaran saka kulina. Bisa jadi, aku menyukai teh, karena disuguhi teh setiap harinya. Aliran yang kuikuti, cenderung mengikuti aliran Ibu: teh kental dengan sedikit gula. Huh, mantaf!

Lalu, kebiasaan itu aku bawa sampai ke tempat tinggalku di dekat kampus (baca: kos). Kadang, pagi hari aku membuat secangkir teh. Teh buatku hanya cocok di pagi hari, bersanding dengan kicau burung dan langit biru. Sementara kopi, adalah teman sewaktu malam.

Namun, perasaan memang tak bisa dibohongi, rasa rindu tak bisa dibawa pergi. Sampai saat ini, belum ada yang mampu menandingi nikmatnya teh yang aku bikin di rumah. Apalagi kalau dibikinkan oleh Ibu. Barangkali karena dirumah ada bau cinta, ada bau kehangatan. Sesuatu yang belum bisa aku ciptakan di kamar kosku.

Kenikmatan menyesap teh itu, ada tiga tahapan, kawan: pertama, melihat warnanya. Kedua, menghirup baunya. Ketiga, menyeruputnya perlahan. Yang ketiga ini yang paling wajib: minum teh itu hanya boleh dengan cara diseruput.

Dan semuanya akan menjadi sempurna, ketika aku melakukannya dirumah, disertai dengan kebiasaan-kebiasaan disana. Cerita Ibu tentang kejadian di sekolah tadi, wejangan Bapak soal kesehatan atau norma dan agama, hingga menertawakan tingkah polah si kecil Hawwin yang berupa perpaduan antara bodoh lucu dan polos.

Rangkaian itu semua yang membuat teh dirumah terasa begitu menenangkan.


10.30 pm
Sambil mendengarkan takbir dari masjid-masjid di sekitar rumah.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

komennya yah