jejakmu semalam masih berserak.
aku tidak paham, kenapa kau harus selalu berjejak.
setelah menghirup udara luar, baru kusadari bau tubuhmu memenuhi semesta kecilku.
kau berjingkat, berjinjit dan berhati-hati.
tapi kau lupa menutup mulutmu.
udara bicara dan jejakmu terbaca,
aku mengeja.
jejakmu selalu diantara merah, ungu dan hitam.
hey, warna-warna apa itu?
kau tinggalkan mereka, jejak-jejakmu itu.
menempel di sofa, tempat tidur, bus yang kau tumpangi,
lalu melayanglayang ke dunia-dunia yang kau singgahi,
menyapa orang-orang yang bertemu muka.
dan hey, jejakmu ada dimana-mana!
serupa engkau, ia pun menjelajah,
menebar salam.
madu atau racun?
jejakmu,
jejak mereka,
kepulan asap itu,
menyeruak di antara bau manis cinta,
menyesakkan dada.
pada selasa, di duapuluhtiga.
membaca jejakmu
2.12.10 |
Read User's Comments4
Langganan:
Postingan (Atom)