Diberdayakan oleh Blogger.
Foto saya
baca dan nikmati perjalanan kali ini.

Followers

Recent Posts

Download

Blogger Tricks

Blogger Themes

RSS

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

berhentilah.

tiba-tiba saja aku merasa sesak.
upacara bangun tidur yang buruk.
aku meyakini bahwa limabelas menit setelah bangun tidur adalah masa-masa emas dalam hari itu. menitmenit itulah yang akan membuatmu melewati hari dengan indah atau sebaliknya.
buruknya, menitmenit itu hari ini kulewati dengan ketakutan.
aha, lampu merah!
****

percakapan semalam masih sangat membekas.
pertanyaan pertanyaan yang memburu, mendesak meminta jawaban. berreinkarnasi menjadi tokoh-tokoh yang mengejarku dalam mimpi semalam. itu sebabnya aku terbangun dengan panik, bingung dan terus bertanya.

arrrrgggghhhhhhh.

mungkin anjuran mematikan handphone sebelum tidur adalah benar adanya. sehingga kita tidak perlu berbincang dengan mata mengantuk dan hati merutuk.

ketakutan-ketakutanku yang tidak beralasan ini, kuredam dengan mendengarkan lagu dari berbagai macam genre yang tersedia di radio.
barangkali bisa kutemukan inspirasi dari sana.

dari sebuah lagu, aku mengulang-ulang sebuah kata, mirip mantra.
berhentilah mencari, karna kau tlah menemukannya.
oho, lampu hijau!
****

otakku langsung melesat menuju berbagai katakata dari teman dekatku.
katanya: berhentilah bertanya, sebab kau telah menemukan jawabnya. kau hanya enggan mengakuinya.

aku selalu mendengarkan orang lain.
aku lupa, kapan terakhir kali aku mendengarkan katakataku sendiri.
ah, ternyata ini saatnya lampu kuning yang menyala.
hati-hati, sayang.
****

170510

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

dengan sayang, cinta, hormat dan setumpuk maaf.

matanya terpejam, tubuhnya agak miring ke samping. namun, ia berbicara, terus berbicara. tentang apa saja. yang hanya ditanggapi dengan anggukan dan perkataan mengiyakan oleh si penunggu.

terbaring ia di ranjang kecil. sebuah selang terjulur keluar dari balik selimut yang menutupi tubuhnya, membawa aliran air, menuju sebuah ember dibawahnya. bibirnya bergerak-gerak. bercerita tentang mimpi-mimpinya. meski sungguh, tak mungkin baginya. ia yang sekarang ini. ia bahkan tak berkuasa atas dirinya sendiri.

perang sedang berlangsung. dan ia kalah. maka, berbagai jenis obat, pil, tablet, suntikan, memenuhi tubuhnya, menopang hidupnya.

meski begitu, matanya tetap bersinar. menunjukkan kekuatan dirinya yang dibangun sejak muda, dimana ia selalu bekerja keras, kuat dan pantang mencoba menyerah. ironis, kekalahannya kali ini disebabkan keras hidup yang dialaminya sewaktu muda. mudanya bekerja keras, kini di waktu seharusnya ia berdamai dengan sejuk udara, kekuatan hatinya pun diuji.

sayangnya, tak ada yang bisa mengasihaninya. ia selalu menjadi kuat. selalu menjadi kuat. orang hanya bisa mengaguminya, justru ketika ia sangat pantas dikasihani. ketika tubuhnya tak lagi bisa sejalan dengan inginnya, maka ia memancarkan kekuatannya lewat bicaranya. kekuatan terakhir yang ia pancarkan, adalah lewat sinar matanya.

maka, ketika sinar matanya yang terakhir pergi, aku memaksa diriku untuk menjadi kuat. seperti yang selalu diajarkannya. sebulan terakhir bersamanya, tak banyak yang aku lakukan untuk memenuhi segala inginnya. lalu, janji-janjiku dulu untuk sering mengunjunginya, datang bertubi-tubi. menancapkan rasa-rasa bersalah.

di ujung sore, di awal bulan,
aku mengiringimu, dengan sayang, cinta, hormat dan setumpuk maaf.

24032010
-saat kangen menyergap: remebering my lovely Grandma-

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

bulan di ujung bulan

ia terlahir sebagai anak lelaki satusatunya di keluarganya. entah mengapa, dari kesembilan anak orangtuanya, hanya ia seorang yang bujang. maka, sudah bisa dipastikan, ayahnya mengelu-elukannya setengah mati.

segalanya ia punya, paras tampan, senyum yang memikat, dan tubuh lelaki yang indah. perempuan yang pertama kali bertemu dengannya, akan terpesona. tak bisa melepaskan mata dari sosok indah didepannya. dan perempuan itu akan meminta nama dan alamat surat. saat itu pula mereka mendapat jawaban diluar dugaan: mulutnya terkunci untuk selamanya, ia hanya bisa berbicara lewat mata.

sebab itulah, ia memilih bulan sebagai teman dekatnya. ia bukannya tak bisa menguasai bahasa isyarat, tangannya begitu terlatih. tapi manusia selalu menginginkan lebih. dan ia hanyalah manusia, meski terlahir sesempurna arjuna. tempat favoritnya adalah di puncak sebuah pohon yang terletak di belakang rumahnya. pohon itu besar, kuat, rindang dan meneduhkan. baginya, nama tidaklah penting. di salah satu dahannya, ia menyepi, bercakap-cakap dengan bulan.

bulan yang sabit, setengah lingkaran, bulan tanpa bulan, hingga purnama sempurna. ia selalu menjaganya. melewatkan bulan, adalah melewatkan dirinya sendiri. suatu kali, ia kelelahan dan melewatkan suatu purnama. hari-hari berikutnya, ia sibuk membuat rumah pohon.
demi bulan.

ia mencintai bulan. bulan yang tak pernah mengeluh, tak pernah memaksa, tak pernah memintanya bicara. bulan yang tak bisa bicara. sebab bulan bukanlah manusia.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

antara aku, kamu dan gelas susu

- bagiku, kau adalah guru. bahkan mungkin, tanpa kau sadari. gerakmu, katamu, selalu aku kagumi.

+ selalu tepat. itulah dirimu untukku. aku tak pandai berkata-kata dan membual. kau selalu bisa membuat kalimat-kalimat yang bersayap dan mendayu-dayu. di setiap ujungnya, jarimu selalu punya sihir.

- berbincang denganmu membuatku selalu merasa bodoh. aku tak pernah bisa mengerti, bagaimana kau bisa memasukkan memori yang begitu banyak, kompleks sekaligus teratur kedalam kepalamu. mengikuti alurmu, aku terengah-engah.

+ tentangku, aku tau kau banyak bersembunyi. seharusnya aku tak perlu selalu bertanya padamu yang selalu enggan menjawab. seharusnya kau lebih banyak berbicara dengan mulutmu, bukan dengan jarimu, apalagi mata. aku benci menebak-nebak. aku ingin sebuah bentuk, bukan hanya satu dua puzzle yang harus kususun sendiri. karena itu aku harus bertanya pada yang lain, tentangmu.

- aku bisa banyak bertanya tentang diriku, padamu. kau tau terlalu banyak, melebihi diriku sendiri. aku benci dengan proposal yang kamu ajukan, untuk aku-yang-baru. apalagi jika hanya untuk membuatmu merasa nyaman. memahami ternyata tidak berbanding lurus dengan mengetahui.

+ lebih baik aku diam. kau semakin jauh, meski kuantitas pertemuan kita tak berkurang. aku ingin sejajar denganmu, tidak diatas, tidak dibawah. dimatamu, aku selalu salah.

***
mendekati hari yang ke seribu sembilan ratus, sejak kita bisa saling menyapa. tidak ada yang sanggup untuk berbalik dan pergi, dan kita semakin menambah deretan jumlah hari yang kita lalui bersama. kita bersama, dan tetap tidak bisa berhenti saling menyakiti.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

mari menari, mari nikmati

mari menari
marilah bersuka cita menari
jangan pedulikan sesama
tapi ingat Tuhan takkan pernah buta

mari bernyanyi
seakan kita takkan pernah mati
lalu sakiti diri sendiri
sadar tak sadar mati menghampiri

ku
sadari
sesali
hidup yang sekali takkan kembali

mari nikmati
indahnya dan nikmat surga duniawi
hanya makhluk bodoh yang berfikir nikmat dunia melebihi nikmat surgawi

ku
ratapi
tangisi
hidup yang sekali tak punya arti

* Tiga Pagi-Mari Menari,
Album Kompilasi L.A Indiefest Vol.III

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

baca saja pesanku

sudahkah kau baca pesanku hari ini?
jangan biarkan ia terserak diantara surat-surat yang menumpuk di mejamu pagi ini.
atau terselip diantara tumpukan buku-buku yang tengah kau baca. atau tercecar diantara lembar-lembar tulisanmu yang berantakan memenuhi meja kerjamu.


sudahkah kau temukan pesanku hari ini?
ia tersembunyi diantara kegilaanmu pada jejak-jejak perjalanan dan sakit benci cinta yang kau rasa. ia bersembunyi diantara menit-menit yang kau habiskan didepan layar, melihat kehidupan lain disana. ia menyamar sebagai angka-not yang merangkai nada yang kau pilih untuk mengiringi langkah-langkah kakimu. hati-hati, ia juga serupa air yang menetas deras diatas atap kamarmu, di beranda rumahmu, juga yang jatuh diatas kepalamu.


pernahkah kau hafalkan warna pesanku?
berhati-hatilah, sebab kau akan kesulitan. pesanku seperti semua warna yang pernah ada. kadang hitam, ungu, nila, oranye. pernah juga kukirim pesan tanpa warna, transparan. semoga kau tak kesulitan membacanya.

ah, jangan pula sekali-kali kau reka-reka bentuk pesanku. sebab ia serupa benda cair, padat, dan gas sekaligus. sekali waktu, aku pun kewalahan mengidentifikasi bentuknya.

jangan pula kau nanti-nanti datangnya. mungkin sehari kukirim puluhan kali. bisa jadi tak kukirim satu pun beberapa lamanya.

pesanku datang dan pergi.
mencuri, meminta, dan memaksa.
ia ada dimana-mana.
mengintai, mengawasi dan mengingatkanmu.
***

rini, ade, dana: i love you.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS