sepagi ini, tak sengaja aku membaca dua tulisan temanku dengan tema yang bersinggungan: perang.
dan sejak sepertiga pagi tadi, aku memutar musik milik Saharadja: grup musik jazz-instrumental yang berasal dari Bali. tidak mendapat tempat di Indonesia, namun disambut hangat di berbagai negara di dunia. salah satu karyanya yang paling kusukai, berjudul Bali Smile. lagu itu dimaksudkan untuk mengenang pemboman yang dilakukan terhadap Bali. di akhir lagu, terdengar suara anak-anak kecil melantunkan beberapa kata, yang terakhir berbunyi: bring back Bali's smile, bring back Bali's smile. dalam album Limited Editionnya, Saharadja menyanyikan ulang lagu yang terkenal sebagai ikon perdamaian; Imagine.
lalu siang ini, aku berbincang dengan temanku menggunakan fasilitas short message service, awalnya kami flashback mengenang diri kami di masa lalu, dengan karakter yang –kami memilih menyebutnya sebagai- lucu. hingga kemudian, pembicaraan mengalir menjadi tema hubungan sesama manusia. temanku menulis kalimat seperti ini:
jelas, menyakiti merupakan unsur terpenting yang membangun sebuah perang, selain kalah dan menang.
lalu, sebelum kita beranjak pada isu yang lebih global dan sedang tren belakangan ini; sudahkah kita berlaku damai pada sesama kita di lingkungan sekitar kita, atau bahkan pada diri kita sendiri?
sebab aku percaya, perang yang terjadi di dunia pada dasarnya bersumber pada perang didalam diri sendiri.
sudah banyak yang membahas topic perang besar yang tengah berlangsung di dunia. bagiku, adalah sama pentingnya untuk berlaku damai pada diri dan sekitar kita, sebagai usaha konsistensi dari apa yang kita koar-koarkan selama ini: hentikan perang.
*dari seorang teman,
merci pour m'inspirer
4 komentar:
seringkali ketika kita berdamai dengan diri sendiri (ego) kita akan dibenturkan dengan kepentingan orang lain [dan dalam level tertentu orang banyak].
jadi, berdamai dengan diri sendiri -> ide sederhana yang sulit dilakukan.
itulah..
aku pikir, benturan kepentingan selalu ada. baik dari hidup bersosialisasi dengan orang lain, atau bahkan dari dalam diri kita sendiri.
tambahan, sejak kecil kita diajari untuk saling berkompetisi, bukannya untuk bekerjasama.
aku baca lagi judul tulisan ini, jadi ingat yang dulu-dulu. bodoh! hahaha
apa sih?
Posting Komentar
komennya yah