Diberdayakan oleh Blogger.
Foto saya
baca dan nikmati perjalanan kali ini.

Followers

Recent Posts

Download

Blogger Tricks

Blogger Themes

RSS

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Menelusuri Jejak Masa Lalu


Pagi ini, ketika aku bercengkerama dengan Coqi –sahabat setiaku selain fluffy- aku menemukan sebuah kejanggalan. Oh, sepertinya Coqi anfal, sakitnya yang dulu itu kambuh. Baiklah, jadi, Coqi itu sebuah notebook yang sudah kuanggap sebagai saudara sendiri. Dulu dia pernah sakit, layar bagian bawahnya bergaris. Setelah kubawa ke pusat service di Bandung, katanya LCDnya musti diganti. Waktu itu aku masih tenang-tenang saja, karena untungnya, kartu garansinya masih bisa dipakai. Nah, kalau sekarang, sepertinya aku harus merogoh saku dalam-dalam untuk mengganti LCDnya.
Tapi toh, aku tetap mencari kartu garansinya. Untuk meyakinkan diriku bahwa garansinya memang sudah benar-benar tidak bisa digunakan. Atau siapa tahu, garansinya tiba-tiba berubah menjadi dua tahun. Sekalian aku perlu alamat dan nomor telpon tempat servicenya. Maka aku mulai melakukan pencarian. Aku orang yang pelupa, jadi mau tidak mau, akan kubuka semua kardus-kardus yang bertebaran di kamarku.
Aku mulai mencari di rak paling bawah lemari. Alih-alih memfokuskan diri pada kotak berwarna merah yang berisi nota, kartu garansi dsb, aku malah bernostalgia dengan masa lalu. Disana kutemukan buku-buku yang entah kenapa dulu kubeli [?]. Sisa-sisa nota dan lembar rekap keuangan semasa aku masih berada di salah satu ruang di Sekre Setan. Lalu meruaplah masa-masa disana. Ruang yang penuh dengan asap rokok, makian, suara musik, gitar dan media cetak. Seringkali pulang malam, bahkan sampai menginap disana. Sebelum kuliah, ke sekre, pulang kuliah ke sekre, gak ada kuliah ke sekre. Hahaha. Ruang yang terus kucaci hingga kini, meski diam-diam aku bersyukur pernah menjadi bagiannya.
Oya, aku juga menemukan fotoku ketika masih kecil. Ck,ck,ck,ck. Aku masih punya pipi! Hehehe.
Tak menemukan yang kucari, aku beranjak pada tumpukan kardus yang terbungkus kain warna-warni. Hal pertama yang kutemukan adalah, seikat kartu nama dengan kop “Penerbit BlaBlaBla” [baca: Penerbit Abal-abal]. Ahhaaa, mengingatkanku pada perjalanan luar kota, tumpukan sertifikat, uang dan sebuah keluarga. Aku tidak mau berlama-lama di bagian ini, nanti perasaan rindu dan kecewaku bertumbuh lagi.
Tiba-tiba mataku tertuju pada dua binder. Tau kan, binder? Sebuah buku yang kertasnya bisa diambil lepas. Binder itu populer banget semasa aku SMA hingga semester awal perkuliahan. Benar, setelah kubuka, isinya jejak-jejak SMA yang penuh dengan puisi-puisi [hahahaa, geli pas kubaca]. Tapi lebih banyak berisi materi awal perkuliahan yang enggan kubuang. Terselip disitu sebuah kertas dengan deretan angka diatasnya, tertulis: mas Andri, trans TV. Iseng, nanti coba kuhubungi, ah. Kekekekee.
Di kardus kedua lah, aku menemukan kotak merah itu. Kudapati kartu garansi didalamnya, dan menghela nafas karena memang batas waktunya benar-benar sudah lewat. Terbayang sudah, menabung dan kencangkan pinggang. Hehe.
Satu hal yang aku amati dari kambuhnya Coqi: selalu disaat aku sedang mengejar tenggat waktu untuk mengerjakan skripsi [baca: skripsuittsuiit]. Apakah ini berarti, aku harus berhenti sejenak dan meransel untuk menyegarkan otakku, Coqi? Hwehehehee.
Dan satu hal lagi yang aku baca dari pagi ini: melihat tumpukan kertas di rak paling bawah lemari, aku menyadari, sudah lama [sekali] sejak terakhir kali aku menyerahkan hasil tulisanku, dan mengisi sebuah buku dengan judul “Buku Konsultasi Skripsi”. Ngek ngok.
Dan lagi, satu lagi pola yang aku pahami. Semuanya akan menjadi masa lalu yang menimbulkan tawa akan kesenangan-kesenangan kecilmu dulu. Atau, yang menimbulkan sebuah rasa syukur karena telah belajar satu dua hal. Atau, yang menimbulkan rasa bangga karena jejak itu adalah bukti kau mampu bertahan dan melewati masa-masa berat.
Dan ya, selamat pagi semuanya. Lakukan apa yang bisa kau lakukan hari ini, sebab [kata Om Gibran] hidup tidak akan bersenandung dengan masa lalu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

8 komentar:

Hilmy Nugraha mengatakan...

aku lagi cari-cari tiket-tiket perjalananku masa dulu.

haniemaria mengatakan...

iya, romantisme masa lalu memang selalu menyenangkan.

hihiii..

Ginanjarisme mengatakan...

suka dengan quote ini "Dan ya, selamat pagi semuanya. Lakukan apa yang bisa kau lakukan hari ini, sebab [kata Om Gibran] hidup tidak akan bersenandung dengan masa lalu."

haniemaria mengatakan...

terimakasih Ginanjarisme sudah berkunjung.
:)

melynsalam mengatakan...

ahaa,,, perempuan mmg sering ga fokus.
mo cari brang mlah nostalgia.
aku juga, mo nyari barang ilang malah jadi beres2 kamar. ;D

btw, semoga coqi nya cepet sembuh n skripsuitsuit nya cepet kelar. ;D

haniemaria mengatakan...

ahahaa.. itulah, Melyn. perempuan bisa membagi fokus pada banyak hal. mencari barang sembari beberes misalnya. kalau laki-laki, mereka fokusnya hanya bisa ke satu hal.

itu sih yang kubaca dari sebuah buku entahapanamanya. hehehee..

soal coqi, terimakasih doanya, salam balik katanya :p

Anonim mengatakan...

mengutip : '..kalau laki-laki, mereka fokusnya hanya bisa ke satu hal.'

astaga! kamu benar-benar menggeneralisir, parahnya kesimpulanmu mengambil dari tulisan orang lain :P

haniemaria mengatakan...

lalu, apa pendapatmu tentang kalimat yang kukutip itu, Among?

Posting Komentar

komennya yah